Semarang – Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mendorong untuk memilih bersikap netral aktif dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Aktif dalam artian LDII mendorong anggotanya untuk menggunakan hak pilihnya agar tidak golput.
“LDII netral, tidak menjadi kekuatan politik tertentu atau menjadi partai politik (parpol). Karena kita sebagai lembaga dakwah yang melayani masyarakat,” kata Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII Provinsi Jateng Prof Dr Singgih Tri Sulistiyono, Minggu (30/7).
Dia juga menolak politik identitas, sejauh politik identitas itu merekrut massa untuk keinginan berkonflik atau peluapan dendam tertentu untuk kekuatan politik.
“Kita berusaha menjadi organisasi dakwah yang modern tetapi tidak membangun politik identitas atau aliran. Niatnya LDII terus berkomitmen dengan kehidupan kebangsaan, berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila,” jelasnya.
Menurutnya, eksistensi LDII adalah memberi kontribusi riil dakwah dengan tindakan, baik itu di bidang ekonomi, lingkungan, energi, kesehatan, termasuk di bidang kebangsaan.
“Kebangsaan ini tidak berjalan baik, jika situasi tidak baik, banyak kegaduhan dan ketidakadilan. Oleh karenanya, kami terus mengembangkan kontribusi riil,” jelasnya.
Di satu sisi, dalam berdakwah harus sesuai dengan yang diajarkan oleh agama Islam, tidak memecah belah persatuan. ”Masyarakat sekarang sudah open atau terbuka, dakwah radikal tidak diterima, karena masyarakat punya referensi perbandingan,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, politik harus rasional, jangan membenturkan massa dalam persaingan. Dimana parpol harus berbasis rasional, tidak berdasarkan identitas (suku, agama, ras, dan lain-lain).
“Di tahun 2024, kita harus bisa melihat sosok-sosok calon pemimpin yang rasional, iseal yang membawa bangsa menjadi baik. Yang memiliki visi dan misi sepaham dengan LDII, menjadikan bagaimana Indonesia sebagai rumah bersama dan surga bersama,” tandasnya.