Semarang – Tim Lapangan Yayasan Sahabat Setia Satwa mendeteksi Kabupaten Sragen menjadi pusat jagal anjing terbesar di Jawa Tengah. Dari penelusuran tim bahwa anjing liar yang dikirim ke Sragen untuk dibunuh secara keji sampai tewas.
“Pusat jagal terbesar di Sragen. Ada satu perkampungan besar di Sragen dan bisa terjadi di kota lain. Dalam seminggu ada 100 anjing dikirim ke sana,” kata Tim Lapangan Yayasan Sahabat Setia Satwa Maria, Selasa (26/12).
Dari informasi yang telah didapat bahwa video truk pengangkut anjing yang bergerak dari Cirebon menuju Soloraya.
Biasanya yang diangkut ke Sragen kebanyakan anjing liar. Kemudian setelah sampai di tempat jagal, hewan tersebut dibunuh dengan cara dipukuli dan diperlakukan keji sampai tewas.
“Untuk kejadian kemarin (temuan truk pengangkut anjing), kami sudah lapor ke Polres Sragen. Sudah dilakukan tindakan yang serius. Tetapi kita butuh peran masyarakat untuk menyetop perdagangan tersebut. Dan kami juga ke Polda Jateng, tahapannya masih konsultasi. Biasanya anjing yang dijagal adalah anjing curian yang ada potensi rabiesnya. Info kemarin dari Sragen dialirkan ke kota lain. Ke Boyolali dan Ambarawa,” ungkapnya.
Dia menyarankan kepada masyarakat bila menemukan perdagangan anjing, maka sebaiknya secepatnya melapor melalui instagram resmi milik yayasannya. Karena adanya perbuatan keji yang dilakukan sejumlah orang terhadap anjing liar, harus dihentikan segera.
“Karena ini tradisi kejam yang harus dihentikan. Apalagi kam sekarang sudah modern. Tetapi ternyata bahwa peristiwa yang keji ini terjadi di sekeliling kita. Maka kita minta masyarakat proaktif lapor lewat IG kami jika menemukan kejadian serupa. Kita ingin menunjukkan bangsa Indonesia yang lestari bukan yang hal-hal kejam. Kita sudah punya pegangan undang-undang yang dikeluarkan gubernur,” akunya.
Selama ini pihaknya mengapresiasi keputusan yang ditempuh Pemkot Semarang yang memastikan pelarangan perdagangan daging anjing. Pihak Pemkot juga sudah rutin merazia warung-warung penjual daging anjing alias warung RW sehingga membuat aksi perdagangan anjing jarang ditemui di Ibukota Jateng.
“Semarang sudah proaktif kita juga dilibatkan sidak ke warung-warung RW, sekarang Semarang sudah sangat jarang ada perdagangan anjing. Yayasan kita bersama K9 Polrestabes juga aktif membersihkan Semarang dari perdagangan anjing. Kita juga melakukan ke kota-kota lain,” pungkas Maria.