Suparti Senang Menang Lomba Lipat Surat Suara yang Diinisiasi Caleg PKB

SEMARANG – Sulastri butuh ekstra hati-hati membuka surat suara Pemilu. Sebab surat suara yang dipakai untuk mencoblos ke TPS memang banyak dari Pemilu tahun-tahun sebelumnya.

Ibu yang merupakan pedagang pasar Karangayu Semarang itu, merasa terpacu ketika ajang tersebut dilombakan. Sedangkan para peserta satu persatu bersaing untuk melipat kertas dengan cepat dan rapi.

“Tadi kami coba cepet lipatnya. Takutnya kalau tidak hati-hati bisa sobek. Terus ketika melipatnya lagi juga takut keliru. Jadi harus pelan-pelan,” kata Sulastri saat ikut kegiatan lomba lipat suara dan sosialisasi pencoblosan yang diadakan seorang caleg PKB, Jumat (2/2).

Dengan sosialisasi pencoblosan bisa lebih paham bagaimana caranya membuka surat suara yang benar. Lalu bagaimana caranya mencari nama caleg, capres dan nama parpol. Terlebih lagi acara sosialisasi pencoblosan juga diselingi dengan lomba melipat surat suara yang diikuti antar pedagang pasar.

“Dengan ada kegiatan sosialisasi seperti itu, bagi dirinya cukup membawa manfaat. Semoga nanti di TPS tidak salah baca,” ungkapnya.

Sedangkan Sri Suparti, pedagang Pasar Karangayu lainnya mengungkapkan beruntung bisa dapat hadiah saat ikut lomba melipat surat suara. Ia, menjadi pemenang lomba melipat surat suara karena jadi yang paling cepat dan paling rapi lipatannya.

“Sudah biasa bungkus bungkus jajanan, jadinya sudah paham cara melipat kertas itu gimana. Kayak kertas suara buat Pemilu ini gampang,” kata dia.

Komisioner Divisi Logistik KPU Jateng, Muhammad Machruz mengatakan bilang proses melipat surat suara yang membuat calon pemilih kerepotan adalah ketika selesai mencoblos lima jenis surat suara.

“Salah satunya di bagian saat melipat surat suara setelah dicoblos,” kata Machruz.

Berdasarkan hasil simulasi Pemilu 2024 yang dilakukan KPU Jateng, setiap calon pemilih yang melipat surat suara di bilik Tempat Pemungutan Suara (TPS) diperkirakan menghabiskan waktu lebih dari 5 menit.

Lamanya waktu melipat surat suara diperkirakan karena tiap calon pemilih harus lebih teliti membaca nama caleg DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD kabupaten/kota dan DPD RI sebelum menentukan nama kandidat yang akan dicoblos.

“Kita hitung pemilih sejak masuk ke TPS sampai keluar TPS sekitar 10-15 menit,” ujarnya.

Caleg PKB, Nanang Fardiansyah mengaku menganisiasi lomba melipat surat suara dengan sasaran pedagang di Pasar Karangayu biar tahu mengenai cara mencoblos.

“Tujuannya supaya para pedagang terutama emak-emak tidak kelamaan di TPS. Mereka bisa cepat lipat surat dan nyoblos tidak salah. Kasihan para orang tua kalau berduyun-duyun ke TPS tetapi kalau salah kan gak berlaku hak suara mereka,” kata Caleg DPRD Kendal ini.

Di samping itu, alasannya menyasar para pedagang pasar atau emak-emak supaya mereka juga bisa mengajarkan keluarganya di rumah. Nanang berharap masyarakat akan lebih banyak yang berpartisipasi dalam Pemilu 2024.

“Siapa tahu emak-emak di Pasar bisa sosialisasi kepada masyarakat agar tidak golput dan datang ke TPS pada 14 Februari. Para ibu-ibu pedagang pasar ini semoga bisa mengajari anaknya cucunya bahkan suaminya untuk cara nyoblos yang bener dan datang ke TPS,” ungkap alumni Tebuireng tersebut.

Melalui sosialisasi dan lomba, masyarakat semakin menyadari pentingnya menyalurkan hak pilih atau tidak golput dalam pesta demokrasi di tahun 2024 ini.

“Walaupun sesibuk apapun di pasar, tapi emak-emak harapannya tidak lupa dengan Pemilu. Sehingga mereka bisa buka dulu di pasar jam 3 pagi dan jam 9 atau 10 datang ke TPS,” pungkas Nanang.

Berita Terkait