SEMARANG – Tanggul jebol yang berdampak banjir merendam lingkungan SMAN 1 Mijen, Kabupaten Demak sudah mulai surut. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng pembelajaran secara tetap muka sudah bisa dilakukan mulai pada Senin (19/2).
“Mulai senin ini siswa sudah mulai pembelajaran normal. Banjir sudah surut,” kata Kepala Disdikbud Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah, Minggu (18/2).
Dia menyebut sejak banjir mengenangi sejumlah sekolah di Karanganyar, Kabupaten Demak membuat fasilitas di SMAN 1 Karanganyar rusak akibat terjangan banjir.
“Kerugian ruang kelas, kantor, ruang guru laboratorium, perpustakaan, meluber, komputer, dan buku perpustakaan mengalami kerusakan karena terendam air,” ujarnya.
Dampak banjir, pihak sekolah akhirnya aktivitas pembelajaran sementara waktu dialihkan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Hingga sampai saat ini banjir sudah surut, pihak sekolah sedang bersama-sama melakukan pembersihan di satuan pendidikan tersebut.
“Kemarin sudah ada kegiatan gotong-royong membersihkan sekolah,” jelasnya.
Jumlah siswa SMAN 1 Karanganyar secara keseluruhan berjumlah 1.100 serta tenaga pendidiknya sebanyak 80 orang. Dari kejadian banjir ini, sebanyak 637 siswa dan 15 guru rumahnya terendam air, sehingga mereka masih mengungsi.
“Jumlah siswa yang rumahnya terdampak banjir 637 siswa, jumlah guru yang rumahnya terdampak banjir 15 orang,” ujarnya.
Adapun bantuan yang dibutuhkan di antaranya yaitu perbaikan sarana dan prasarana yang rusak, peralatan dan tenaga untuk pembersihan. Selain itu juga buku, sepatu, tas, dan baju untuk siswa yang terdampak banjir.
Menurut dia, dampak atau kerugian dari banjir tersebut tidak terlalu berat. Sejumlah fasilitas sekolah yang terendam air masih bisa dibersihkan dan diperbaiki.
SMAN 1 Mijen menjadi salah satu sekolah yang terdampak banjir Demak akibat jebolnya sejumlah tanggul sungai karena tidak kuat menahan debit air. Banjir melanda sekolah tersebut terjadi pada Selasa (13/4) dengan ketinggian sekitar 25 sentimeter.(dna)