SEMARANG – Perum Bulog Cabang Semarang mencatat telah menyerap gabah sebanyak 10 ribu ton yang dihasilkan para petani di wilayah eks-Karesidenan Semarang. Berkat peran aktif Dandim dan Danramil yang selalu bergerak, berkeliling memetakan potensi serapan gabah petani di masing-masing wilayah.
Kepala Cabang Bulog Semarang, Rendy Ardiyansyah mengatakan selama Januari hingga Maret dan April ini danramil dan para Babinsa kerap berkeliling ke lokasi panen padi untuk mencari data serapan dari para petani. Mereka mencari ke desa petani yang siap panen yang tersebar di Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Semarang dan Kota Semarang.
“Kami terbantu dengan jajaran TNI AD terutama Dandim dan Danramil. Mereka yang selalu memberi info petani yang panen dan berkoordinasi dengan penyuluh petani. Jadi ketika panen langsung kita bergerak jemput bola ke lokasi, langsung kita serap,” kata Rendy Ardiyansyah, Selasa (8/4).
Untuk memastikan kesejahteraan para petani tetap terjaga dengan langsung melakukan pembayaran ketika gabah berhasil diserap. Uang pembelian gabah diberikan secara tunai namun terkadang juga dilakukan melalui transfer bank.
“Panen sekecil apapun tetap kita serap. Misalnya ada Gapoktan yang berhasil panen 10 ton juga tetap kita bayar sesuai serapannya. Maka tugas kami senantiasa rutin menginput data serapan gabah setiap hari di kantor,” ungkapnya.
Setelah pembayaran selesai, pihaknya kemudian tinggal mengerjakan proses penggilingan padi bersama para mitra. Di wilayah Semarang Raya kini terdapat belasan mitra penggilingan padi yang memiliki fasilitas memadai.
“Di Kecamatan Karangtengah Kabupaten Demak, dan sejumlah tempat penggilingan padi sudah beroperasi beberapa minggu terakhir untuk memproduksi beras dari gabah hasil panen petani,” ujarnya.
Selain penggilingan padi, pihaknya juga mengupayakan menggunakan lantai jemur guna memaksimalkan proses pengeringan gabah. “Semoga cuacanya panas terus biar gabahnya cepat kering,” ujarnya.
Saat ini, telah memetakan titik potensi serapan gabah yang tersebar di Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan dan wilayah lainnya seperti Kabupaten Semarang dan Kota Semarang.
Sedangkan untuk Kabupaten Grobogan dengan luasan panen mencapai 60 ribu hektare, maka total produksinya diprediksi 372 ribu ton.
Di Kabupaten Demak luasan panen mencapai 41 ribu hektare dengan total produksi diprediksi 270 ribu ton. Sedangkan di Kendal dengan luasan lanen 10.500 hektar maka total produksi kisaran 53 ribu ton.
“Untuk target penyerapan GKG (Gabah Kering Giling) sekitar 10 ribu ton. Sekarang Sudah tercapai 8.000 ton GKG. Kita harus optimistis mencapai target karena saat puasa kami juga tetap gaspol. Kita tidak ada libur sampai April,” pungkasnya.