SEMARANG – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Jawa Tengah (Jateng) mencatat bahwa ekspor porang ke pasar China mengalami lonjakan signifikan pada triwulan pertama tahun 2025. Produsen porang dalam bentuk serpih kering yakni CVFTI dari petani ada di Kabupaten Pemalang yang telah mendapat registrasi dari Tiongkok.
“Komoditas porang ini menjadi primadona pasar Tiongkok sehingga menjadi peluang petani porang untuk mengembangkan produksinya,” kata Kepala Karantina Jateng, Sokhib dalam keterangannya, Jumat (25/4).
Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan penuh Karantina Jateng dalam memfasilitasi proses ekspor, terutama dalam pemenuhan persyaratan negara tujuan.
“Terutama setelah Pemerintah Indonesia dan Tiongkok melalui the General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) menyepakati protokol persyaratan inspeksi dan karantina untuk serpih porang, tanggal 28 November 2021,” kata Sokhib dalam keterangannya, Jumat (25/4).
Berbagai langkah percepatan terus diupayakan, mulai dari bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari, peningkatan sinergi antar instansi, hingga pemberian kemudahan perizinan ekspor kepada para eksportir.
Berdasarkan data Barantin Electronic System for Transaction and Utility Service Technology (BEST TRUST) Karantina Jateng fasilitasi ekspor serpih porang selama triwulan I tahun 2025 sebanyak 316 ton dengan nilai ekonomis Rp 20 miliar.
Hal ini meningkat sebanyak 82,65 % dibanding periode sama tahun 2024 yang hanya berhasil mencatat sebanyak 173 ton dengan perolehan nilai ekonomi Rp 2 miliar.
Bahwa pencapaian ini tidak hanya berdampak pada peningkatan volume ekspor, tetapi juga memperluas peluang pertumbuhan ekonomi daerah berbasis komoditas unggulan.
Ia menambahkan, keberhasilan akselerasi ekspor porang ini sejalan dengan program prioritas Kepala Barantin, Sahat M. Panggabean, yang menekankan pentingnya dukungan penuh terhadap komoditas berdaya saing ekspor.
Karantina Jateng terus melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha, memastikan pemenuhan standar kesehatan produk, serta mempercepat layanan administrasi ekspor.
Supervisi, monitoring, dan evaluasi berkelanjutan menjadi bagian dari strategi Karantina Jateng agar produk porang mampu mempertahankan kualitasnya di pasar global.
“Diharapkan kebutuhan porang makin mendunia, selain memenuhi kebutuhan pangan juga dapat dikembangkan untuk bahan baku produksi non pangan,” pungkas Sokhib.