Sembahyang Ulambana, Cara Warga Doakan Arwah Leluhur

SEMARANG – Keluarga besar Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) melakukan sembahyangan doa arwah leluhur yang telah meninggal dunia. Baik untuk keluarga, kerabat, sahabat maupun tokoh masyarakat yang telah berjasa.

Upacara ini diadakan di Klenteng Kwan Sing Bio jalan Tanggul Mas Semarang, Minggu (31/8). Selain mendoakan arwah juga mendoakan agar negara Indonesia aman tentram dan terkendali serta terbebas dari berbagai mara bahaya.

Sebelum berdoa dimulai umat menyiapkan beberapa altar yang diatasnya diberi sesajian. Beberapa nama-nama arwah leluhur yang telah meninggal ditulis di meja-meja sesaji yang dijejer di halaman kelenteng.

Sebuah replika kapal berukuran panjang sekitar 3 meter dan tinggi sekitar 1,5 meter, berikut berbagai macam replika perabotan rumah, dan replika berbagai macam kebutuhan hidup, disiapkan untuk ritual penyeberangan Arwah.

Tepat pukul 18.00, replika kapal berikut berbagai isinya, diusung menuju lapangan di pelataran samping kelenteng, lalu dibakar, sebagai simbol mengirimkan doa dan bekal untuk para arwah yang sudah meninggal.

Ketua Dewan Pengawas Suhu Prajito mengaku untuk kegiatan sembayang arwah ini diikuti oleh ratusan umat tetapi juga ada yang diwakilkan oleh saudaranya karena tidak bisa ikut.

“Ada umat yang tidak bisa ikut ritual ini. Tetapi mereka titipkan,” kata dia.

Selain mendoakan para arwah, umat juga mendoakan negara indonesia supaya agar terhindar dari marabahaya.

“Kondisi negara saat ini maih mencekam sehingga umat juga mendoakan negara agar aman dan rakyatnya makmur,” pungkasnya.

Berita Terkait