SEMARANG (lensasemarang.com) – Immoderma Aesthetics & Wellness Clinic tampil membawa napas baru bagi masyarakat yang mendambakan perawatan berkualitas tanpa harus membayar mahal di tengah pesatnya pertumbuhan industri skincare dan estetika di Indonesia.
Beberapa waktu terakhir, bisnis estetika menjadi salah satu sektor yang paling dinamis dengan meningkatnya jumlah klinik dan brand perawatan kulit di berbagai kota besar.
Kompetisi yang semakin ketat mendorong pelaku industri untuk tidak hanya fokus pada inovasi, tetapi juga memberikan nilai terbaik bagi pelanggan.
Founder Immoderma Aesthetics & Wellness Clinic, Ayuningtyas Utami, mengungkapkan bahwa Immoderma percaya bahwa cantik, sehat, dan bersinar adalah hak semua orang sehingga visi klinik l bukan untuk menjadi yang paling mahal, melainkan yang paling bernilai bagi setiap pelanggan.
“Kami berkomitmen untuk menghadirkan kualitas layanan medis-estetika terbaik dengan harga yang tetap rasional. Fokus kami adalah pada customer value, memberikan hasil nyata dan pengalaman yang memuaskan bagi setiap pasien,” kata dokter kecantikan sekaligus founder Immoderma Aesthetics & Wellness Clinic kepada sejumlah awak media di Semarang, Kamis (13/11/2025).
Ia menyebut, salah satu faktor yang memungkinkan Immoderma menawarkan harga kompetitif adalah efisiensi dalam operasional.
Immoderma memiliki akses langsung ke vendor dan distributor resmi, sehingga mampu memangkas rantai biaya tanpa mengorbankan kualitas produk maupun alat medis yang digunakan.
Dengan pendekatan tersebut, Immoderma menegaskan bahwa harga terjangkau tidak berarti menurunkan standar.
“Ketika orang bertanya, ‘kenapa Immoderma murah?’, jawabannya sederhana karena kami efisien, bukan karena kami menurunkan standar,” lanjutnya.
Melalui strategi efisiensi, transparansi, dan komitmen terhadap hasil, Immoderma memilih untuk memenangkan kepercayaan pelanggan, bukan dengan harga tinggi, tetapi dengan kualitas layanan yang konsisten dan terpercaya.
Salam kesempatan tersebut, Ayuningtyas Utami juga menegaskan bahwa higienitas dan keselamatan pasien menjadi pondasi utama dalam setiap layanan di Immoderma Aesthetics & Wellness Clinic.
Seluruh prosedur medis dijalankan dengan standar keamanan tinggi dan protokol sterilisasi ketat untuk memastikan setiap tindakan dilakukan secara aman dan profesional.
Di Immoderma, lanjut dia, semua alat medis, termasuk jarum suntik, sarung tangan, kapas, hingga perlengkapan pendukung lainnya, selalu baru dan hanya digunakan sekali (disposable).
“Setiap alat medis dibuka langsung di depan pasien sebelum tindakan, dan dimusnahkan setelah digunakan. Kami tidak pernah melakukan reuse alat medis apa pun. Standar kami jelas: satu pasien, satu alat baru,” tegasnya.
Sebagai wujud transparansi operasional, Immoderma mencatat penggunaan lebih dari 10.000 jarum suntik baru setiap bulan.
Kemudian, pengeluaran limbah medis mencapai 95 kilogram hingga 1 kuintal per bulan, seluruhnya dimusnahkan melalui pihak pengelola limbah medis berizin resmi.
Data ini menunjukkan penerapan nyata penggunaan alat sekali pakai di setiap tindakan medis.
Selain alat medis, kebersihan area perawatan juga menjadi perhatian utama. Setiap ruangan disterilisasi secara rutin oleh tim medis untuk menjaga lingkungan klinik tetap higienis, aman, dan nyaman bagi pasien.
“Kami percaya, rasa aman adalah awal dari kepercayaan pasien. Karena itu, seluruh proses, mulai dari pemilihan bahan hingga sterilisasi alat sudah mengikuti standar medis tertinggi,” ujarnya.
Immoderma juga dikenal menggunakan bahan baku dan alat medis berkualitas tinggi, serta telah menerima penghargaan sebagai salah satu pengguna bahan baku terbesar di tingkat nasional bukti konsistensi terhadap kualitas dan tanggung jawab profesional.
Setiap prosedur penyuntikan dilakukan oleh dokter berlisensi dengan pengawasan ketat, menyesuaikan teknik, kedalaman, dan jenis bahan yang digunakan untuk memastikan hasil yang aman dan optimal.
“Setiap jarum di Immoderma hanya digunakan sekali, dibuka di depan pasien, dan dibuang setelah tindakan. Karena bagi kami, higienitas bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk penghormatan terhadap keselamatan pasien,” katanya.
